Objek Wisata Air Terjun Sunggah dan Watu Semaur Desa Selur ,Ngrayun Ponorogo
Setenpo.com , Ngrayun - Belum banyak yang tahu jika di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun terdapat obyek wisata yang indah, alami dan mempesona.Air yang meluncur deras dari ketinggian, jatuh mengenai bebatuan yang ada di bawahnya menimbulkan suara gemericik air menambah suasana yang asri. Air yang berasal dari pegunungan ini terasa begitu dingin saat disentuh.
![]() |
Air Terjun Sunggah Desa Selur Ngrayun Ponorogo |
Selain dingin, air yang mengalir juga sangat jernih. Tak hanya itu, aliran air terjun Sunggah yang dibawahnya dipenuhi berbagai jenis ikan ini terus mengalir sepanjang tahun.
Tak jauh dari air terjun Sunggah, di desa ini juga terdapat obyek wisata lain. Yakni, sebuah tebing batu besar yang berada di tengah-tengah padang rumput. Tebing batu ini oleh warga setempat kemudian dinamakan Watu Semaur,
Apa itu Watu Semaur? Dilihat dari namanya, Watu (jawa) adalah batu, dan
Semaur (jawa) artinya menjawab. Watu Semaur bukanlah batu yang bisa
menjawab jika ditanya. Namun Watu Semaur merupakan sebuah batu besar
yang menjulang. Jika ada orang berteriak maka akan menggema sehingga
seperti orang menjawab, mungkin karena itulah dinamakan Watu Semaur.
Watu Semaur ini berada di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten
Ponorogo. Batu besar yang menjulang ini berada di pinggir jalan
alternatif menuju ke daerah Panggul Kabupaten Trenggalek. Terletak
diantara rindangnya hutan pinus dan di bawah batu tersebut terdapat
sawah yang asri membuat orang yang lewat di bawahnya ingin beristirahat
sejenak menikmati keagungan Tuhan tersebut.
Dibalik indahnya Watu Semaur, terdapat mitos asal mula batu tersebut.
Menurut cerita masyarakat sekitar Watu Semaur tidak sama dengan
batu-batu lainnya, namun batu tersebut memiliki asal usul dan masih
dipercayai masyarakat sekitar sampai sekarang. Menurut masyarakat
setempat, terjadinya Watu Semaur bermula dari sebuah kepercayaan jika
hutan (tempat Watu Semaur berada) sangatlah angker. Ada sebuah
kepercayaan, jika ada pasangan pengantin sebelum lima hari setelah nikah
tidak boleh lewat hutan tersebut tanpa ada yang menemani (batur
manten-jw). Pada suatu hari ada pasangan pengantin baru yang nekat lewat
hutan tersebut hanya berdua. Pada saat lewat hutan tersebut pengantin
pria tiba-tiba ingin buang air, kemudian pengantin pria menyuruh
pengantin wanita untuk menunggu sebentar di tempat yang agak jauh.
Pengantin wanita pun mencari tempat yang enak untuk menunggu suaminya
yang sedang buang air. Setelah selesai buang air pengantin pria berniat
mencari istrinya sambil memanggil-manggil nama istrinya. Panggilan sang
suami selalu dijawab sang istri, namun ternyata istrinya tidak
ditemukan. Setiap kali dipanggil selalu dijawab tapi wujud istrinya
tidak ada. Akhirnya sang suami kecapekan dan berhenti mencari, ditempat
berhenti itulah sang suami berubah menjadi sebuah batu dan dinamakan
Batu Kodok (terletak sebelum Watu Semaur). Sedangkan sang istri berubah
menjadi Watu Semaur. Itulah secuil kisah tentang asal mula Watu Semaur.
Itu hanyalah sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat sekitar
Watu Semaur, percaya atau tidak semuanya dikembalikan pada pribadi
masing-masing. Yang jelas dibalik semua itu, Watu Semaur adalah anugerah
Tuhan yang sangat indah yang menjukkan salah satu keagungan-Nya.







0 komentar:
Posting Komentar